Bintara Otsus Papua Buat Tali Tambang Kapal dan Pupuk Kompos

Brebes – Bintara Otonomi Khusus (Ba Otsus), Serda Hermanus Moom (22), tak lupa mempelajari kerajinan pembuatan tali tambang kapal dengan memanfaatkan limbah.

Tampak dirinya sedang mengoperasionalkan alat pintal tradisional (kincir) di rumah Kusnadi (37) salah satu perajin asal Desa Kubangsari RT. 02 RW. 05, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Minggu (17/10/2021).

Dijelaskan Kusnadi, bahwa sebagian besar warganya berprofesi membuat tali tambang untuk menopang hidup.

Menurutnya, keterampilan itu adalah warisan leluhur yang awalnya dilakukan dengan bahan baku rami, ijuk, atau pelepah pisang. Namun, seiring perkembangan zaman, perajin mulai menggunakan limbah plastik, ban bekas, atau limbah pabrik lainnya (limbah kemasan makanan anak atau limbah tekstil).

“Untuk bahan baku limbah tekstil biasanya didapatkan dari pabrik lokal atau dari pabrik tekstil di sekitar Bandung, Jawa Barat,” terangnya.

Lanjut Kusnadi,  untuk proses pembuatan tali kapal diawali dengan menyambung nilon (majun), kemudian membalutkan kain yang sudah dipotong-potong memanjang dan membentuk satu pintalan tali kecil sambil dipintal dengan kincir. Proses ini diulang sebanyak empat kali sehingga didapatkan empat pintalan tali.

Selanjutnya, keempat pintalan tali itu digulung/dipintal kembali secara bersamaan sehingga akhirnya mendapatkan satu gulung tali kapal.

“Untuk panjang tali kapal biasanya antara 30 dan 40 meter. Tapi terkadang panjangnya disesuaikan dengan pesanan,” sambungnya.

Kemudian untuk pemasaran, tali tambang kapal itu dipasok ke berbagai pelosok tanah air seperti ke daerah Batang, Pekalongan, Semarang, Jakarta, Surabaya, dan Madura.

Amin menambahkan, setiap minggunya bisa mengirim 3-4 truk berisi lima ton tambang. Untuk harga bervariasi mulai dari Rp. 10 ribu hingga Rp. 11 ribu per kilogramnya.

Terpisah, Danramil 15 Ketanggungan Kodim 0713 Brebes, Kapten Arhanud Nediono menjelaskan, selama 2,5 bulan (6 Agustus - 20 Oktober 2021) sejak Bintara Otsus putra daerah Papua itu dititipkan di Koramil Ketanggungan, mereka juga mempelajari UMKM di Ketanggungan, seperti pembuatan tali tambang kapal itu, kerajinan mebel, dan pembuatan pupuk kompos fermentasi dari kotoran kambing.

“Jadi tidak hanya ilmu teritorial saja, mereka juga dilatihkan untuk menjadi guru bantu mengajar anak-anak SD, membina anak pramuka dan karang taruna, pelatihan penanggulangan bencana alam, belajar pemecahan masalah, komsos dengan masyarakat, dan berbicara efektif,” bebernya.

Menurut Danramil, ada 6 orang Ba Otsos yang dititipkan di 6 Koramil di Kodim Brebes. Sesuai tujuan awal penitipan mereka, dengan berbagai ilmu itu mereka diharapkan siap menjadi Babinsa saat membina masyarakat sewaktu dikembalikan ke Papua.

“Di wilayah 6 Koramil, mereka juga mempelajari berbagai budaya dan adat istiadat masyarakat masyarakat setempat, untuk menambah wawasan mereka saat menjadi Babinsa di pedalaman Papua nanti,” pungkasnya.

Untuk diketahui, keenam Bintara Papua itu meliputi Serda M. Sahril Sirindi (22) di 

Koramil 03 Wanasari, Serda Eduart Rumbewas (21) di Koramil 04 Tanjung, Serda Nurdin Buatan (23) di Koramil 05 Losari, Serda Taswan Suaeri (20) di Koramil 07 Bulakamba, Serda Steven Buratehi (21) di Koramil 14 Banjarharjo, dan terakhir adalah Serda Hermanus Moom (22) di Koramil 15 Ketanggungan. (Aan/Red)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi Babinsa Tonjong Ikuti Lomba Karaoke Tingkat Kecamatan